Rubrik Berita
Arsip Berita
Mo Tu We Th Fr Sa Su
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30

Newsletter
Subscribe to newsletter:



Kirim Keteman Anda | Versi Cetak | Komentar (1 posted)

Pemenang Pilpres 2009 Seorang Ulama Gus Dur dan Abu Bakar Baasyir Tampil Jadi Calon Presiden 2009

By redaksi on June 04,2007

KEJUTAN bakal mewarnai Pemilihan Umum (Pemlu) 2009, khususnya dalam ajang pemilihan Presiden RI. Setidaknya, ada dua nama yang saat ini santer, yakni mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Abu Bakar Baasyir.

Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur memang sosok yang penuh kejutan. Mantan Presiden RI kemungkinan akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2009.

Adalah Yeni Wahid, putrid Gus Dur sebagaimana dikutip radio Australia mengatakan, ayahnya tidak memustahilkan kemungkinkan ikut mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2009.

Gus Dur --yang menjabat sebagai Presiden RI dari tahun 1999 sampai 2001-- tetap mempunyai basis kekuatasn politik lewat hubungan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikannya -- yang menduduki delapan persen kursi di DPR.

Menurut Yeni Wahid --yang minggu ini terpilih sebagai Sekjen PKB-- mungkin saja Gus Dur ikut dalam pilpres nanti. 

 Baasyir For President  

Bagaimana dengan Abu Bakar Baasyir? Munculnya nama Abu Bakar Baasyir berkaitan erat dengan munculnya ramalan Fauzan Al-Anshari, yang menyebutkan presiden hasil Pilpres 2009 adalah seorang ulama. Fauzan Al-Anshari adalah Ketua Departemen Data dan In­formasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Fauzan yang dikenal dekat dengan Abu Bakar Baasyir menguatkan ramalannya itu dengan buku Ramalan Zaman Edan karya Ronggo Warsito yang menyebutkan tujuh Presiden Indonesia. Yakni, pertama: satrio kinujoro murwo kuncoro. Kedua, satrio mukti wibowo kesandung kesampir. Ketiga, satrio jinumput sumelo atur. Keempat, satrio lelana tapa ngrame. Kelima, satrio piningit hamong tuwuh. Keenam, satrio boyong pambekaning gapura. Ketujuh, satrio pinandita sinisih wahyu.

Pada kenyataannya, lanjut Fauzan, presiden pertama adalah Soekarno yang dipenjara Belanda tetapi mampu mewarnai dunia. Kedua, Soeharto yang sangat berwibawa tetapi pada akhir jabatannya jatuh terhina karena dugaan KKN. Ketiga, BJ Habibie yang menjadi presiden tanpa pemilu, karena hanya menyela waktu.

Kemudian Presiden RI keempat, Gus Dur yang sering keliling dunia walau fisiknya terbatas. Kelima, Megawati yang baru muncul langsung mendapat dukungan luas, karena dia menjadi korban Orba. Keenam, SBY yang membuka gerbang keemasan tetapi dia sendiri tidak sempat menikmatinya. ‘’Presiden ketujuh dari ulama yang jujur, bukan dari dan untuk kepentingan partai,’’ ujarnya.

Ketika ditanya siapa ulama yang dimaksud, Fauzan blak-blakan menyebut amir MMI Abu Bakar Baasyir sebagai presiden yang layak menggantikan SBY pada Pilpres 2009.

Di tempat terpisah sohib kental Abu Bakar Baasyir yang juga pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq juga mendukung pengasuh pondok pesantren Ngruki tersebut.

Dia mengatakan, pada Pilpres 2009 mendatang tokoh independen harus di­munculkan. Selama ini pasangan capres yang diusung melalui parpol terbukti tidak pernah mau mendengar aspirasi rakyatnya.

“Capres yang berasal dari partai, saat memimpin selalu memikirkan kepen­tingan partai, tidak pernah bertindak sebagai seorang negawaran sejati. Me­reka hanya berbicara untuk partai bukan untuk negara,” katanya.

Habib Rizieq juga menilai, jika pada pilpres 2009 yang muncul hanya para “pemain lama’’, maka negeri ini tidak akan pernah berubah. Karena,  yang dibutuhkan Indonesia adalah langkah revolusi di segala bidang yang berani dari sang presiden.

 Lulusan SMA

Sebelum ini, draf RUU Paket Politik menyebutkan syarat calon presiden (capres) minimal berijazah SMA, bukan S1 lagi.  Selain mengenai syarat pendidikan capres, dalam UU Parpol ditegaskan mengenai larangan bagi partai politik mendirikan Badan Usaha Milik Partai (BUMP). 

Jumlah anggota DPR nantinya juga akan bertambah dari saat ini 550 orang menjadi 560 orang. Sementara anggota DPRD Tingkat I berjumlah antara 30-90 orang dan DPRD Tingkat II berjumlah 20-45 orang, tergantung daerahnya.

Tentang sumbangan terhadap capres, perorangan bisa menyumbang maksimal Rp 1 miliar, perusahaan atau organisasi maksimal Rp 5 miliar. Sedangkan sumbangan untuk parpol, perorangan bisa menyumbang maksimal Rp 1 miliar per tahun dan perusahaan atau lembaga maksimal Rp 3 miliar pertahun. 

Pada Pemilu sebelumnya, Gus Dur dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai capres dalam pilpres tahun 2004 karena alasan medis.(red)

 

99 times read

Did you enjoy this article?

1 2 3 4 5 (total 2 votes)
Komentar (1 posted)
  • Wah bagus juga calon presiden mulai digulirkan, kami dari Bandung juga boleh dong...Minimal sebagai Wk Presiden Yang jelas bukan dari unsur politik praktis tapi kami yakin didukung oleh 80 % rakyat Indonesia ( Bapak Asep Turiawan, S.Pd, Beliau adalah Guru SMA di Bandung ) yang mempunyai Kapabelitas tinggi dan di dukung oleh seluruh Guru se Indonesia atuapun dalam Wadah PGRI ( Persatuan Guru Republik Indonesia ) salah satu Program Kami adalah Meningkatkan Derajat Guru dan mengutamakan dunia pendidikan sehingga Rakyat Indonesia mampu bersaing di Dunia Pendidikan dengan Baik, ini penting karena 35 tyahun nasib guru selalu terlantar..., padahal pembentukan pemimpin pasti diformulasi oleh para guru mulai dari TK s/d Perguruan Tinggi....Nah Calon ini Insya Allah Mampu mendampingi Presiden di tahun 2009 terima kasih atas dukungannya...Aminnnn
    (Posted by Yuliansyah, April 18, 2008, 8:12 PM)
Berita Terpoluler
Komentar Berita