VATIKAN telah menerima keluhan 1.000 pendeta yang melakuan pelanggaran pedofili sejak 2001. Namun dari sekian laporan itu hanya 10 kasus yang diterima pengadilan gereja sebagai keluhan yang serius. Pedofilia adalah sebuah bentuk kejahatan seks terhadap anak di bawah umur.
Namun, dalam kaitan kasus tersebut, Kepala Gereja Katolik Roma dan Vatikan diduga memindahkan pendeta pedofili dari satu jemaat ke jemaat lain lebih banyak dari biasanya, sebagai bentuk hukuman dan sanksi gereja.
Berita yang membuat banyak kalangan heboh ini dilansir kantor berita AFP, dalam Majalah Panorama, Sabtu ( (2/6/).
Mantan Perdana Menteri Itali Silvio Berlusconi yang merupakan pemilik Majalah Panorama mengatakan, keluhan ini sudah diterima sejak diketuai Kardinal Joseph Ratzinger, 24 tahun sebelum Paus Benedict XVI tahun 2005.
"Selama 6 tahun ini pemeriksaan jumlahnya tidak lebih dari 10 orang dan ditutup-tutupi, sebab rata-rata tidak ada yang mengetahui putusan hakim," kata Majalah Panorama.
Sebenarnya, pada tahun 2002 usulan pemberian sanksi terhadap pendeta maupun pastur yang melakukan pelecehan seks sudah disampaikan. Namun, ketika itu, Vatikan menolak sejumlah usulan dari uskup-uskup Katolik Roma di Amerika Serikat untuk mendisiplinkan pastur-pastur yang dituduh melakukan pelecehan seksual.
Jawaban dari Vatikan mengatakan, kebijakan tersebut berisi ketentuan-ketentuan yang tidak mencukupi, membingungkan, tidak jelas secara hukum dan tidak akurat.
Usulan yang disepakati oleh para uskup Amerika bulan Juni 2002 tersebut mengancam akan memecat pastur-pastur yang menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak dibawah umur yang dapat dipercaya.
Uskup-uskup tersebut menerima keberatan Vatikan. Sejumlah kelompok yang membela hak-hak para korban menuduh Vatikan lebih melindungi pendeta-pendetanya dari pada melindungi anak-anak. (dtc/BBC/red