Pemberantasan Narkoba Melalui Pendidikan

 Kejahatan dibidang Psikotropika dan obat-obatan terlarang semakin hari semakin menunjukkan grafik yang tinggi, walaupun dalam bidang hukum telah ditangani oleh pihak yang berkompeten dengan serius dengan sangsi hukum yang sangat berat bahkan sampai hukum mati pun telah dilksanakan terhadap para pelanggar kejahatan dan penyalahgunaan narkoba, justru persoalannya telah memasuki seluruh lini kehidupan sosial masyarakat, mulai dari dunia pendidikan dasar sampai keperguruan tinggi dan masyarakat luas telah terkontaminasi oleh narkoba.
 Beberapa banyak yang telah kita lihat pada Generasi Muda yang harus gagal dan gugur dalam cita-citanya hanya karena persoalan narkoba, yang pada mulanya hanya sekedar ingin tau dan mencoba-coba, yang pada akhirnya ketagihan, hal ini menimbulkan dampak yang buruk terhadap mereka bahkan menjurus ke tatanan sosial. Di sinilah yang diharapkan peran Lembaga Pendidikan dapat menghempangnya.
 Peran sektor pendidikan ini semestinya digerakkan untuk pemberantasan narkoba. Aspek penegakkan hukum merupakan salah satu pilar terdepan yang menjadi patron bagi pola pemberantasan lainnya. Jika penegakkan hukum sudah sempurna, paling tidak mendekati sempurna, maka sektor lain bisa digerakkan untuk pemberantasan narkoba. Kondisi seperti inilah yang sebenarnya membuat sektor pendidikan lebih dilibatkan untuk pemberantasan narkoba.
 Sektor pendidikan (SD sampai Perguruan Tinggi) dapat dijadikan basis yang kuat untuk menghempang perkembangan peredaran narkoba. Pola pendekatan terhadap sektor pendidikan harus ditentukan lebih detail agar bisa menemukan sasaran yang tepat. Pendidikan merupakan bagian terdepan yang bisa diajak oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pemberantasan narkoba. Mustahil jika ada pihak yang peduli dengan pemberantasan narkoba tetapi tidak bergandengan tangan dengan sektor pendidikan.
 Sektor pendidikan sebenarnya sangat terbuka untuk bisa bekerja sama dengan siapapun, sektor pendidikan juga menyadari bahwa institusi sendiri tidak akan mampu memberantasan narkoba secara sendirian. Artinya sektor pendidikan juga harus mampu memberikan komunikasi yang dialogis bagi pihak-pihak yang ingin terberantasnya narkoba di tengah masyarakat. Kesadaran dua belah pihak, lembaga pendidikan dan pihak lain harus sudah terjalin dengan tujuan yang sama ; pemberantasan narkoba. Jika hal itu dapat dilakukan secara bersama, maka sesungguhnya hal ini merupakan sebuah optimalisasi baru yang bisa dimulai sedini mungkin. Sebenarnya, hal-hal seperti ini sudah banyak dilakukan berbagai pihak hanya saja kedepan perlu dibangkitkan kerjasama yang lebih efktif.
 Masa depan bangsa tanpa narkoba merupakan upaya perbaikan bagi  generasi muda mendatang. Yang demikian itu, pada titik kulminasi adalah mempersiapkn masa depan bangsa . Penyiapan masa depan bangsa tanpa narkoba harus dilakukan semua pihak secara komprensif. Hal ini dipandang penting mengingat bahwa selama ini, narkoba telah mengincar kehidupan generasi muda bangsa.
 Upaya untuk menciptakan masa depan tanpa narkoba adalah dengan cara tindakan persuasif bagi para pelajar. Pendekatn persuasif untuk memberantas narkoba memerlukan koordinasi yang menyeluruh. Semua pihak harus merasa terpanggil untuk membebaskan masa depan generasi muda. Kesadaran ini perlu dibangun atas dasar kepentingan bersama. Kepentingan untuk membangun kembali bangsa ini. Sebab, jika narkoba telah "menjangkiti" generasi muda,bukan tidak mungkin akan terjadi the lost generation (generasi yang hilang). Bahkan untuk menyembuhkan tersebut memerlukan waktu yang panjang. Hal ini yang perlu di cegah. Dicegah agar jangan sampai terjadi the lost generation.
 Pada akhirnya, sinergisitas pemberantasan narkoba memerlukan kerja sama lintas sektoral. Masing-masing pihak mempunyai peran yang besar untuk kontribusi secara positif. dan tugas berat ini berada dipundak kita. Marilah kita menunaikan tugas mulia ini sesuai dengan porsi yang ada pada kita. Semoga bisa. Hanya satu kata untuk Narkoba; Lawan. Narkoba No, Prestasi Yes !.