Rubrik Berita
Arsip Berita
Mo Tu We Th Fr Sa Su
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

Newsletter
Subscribe to newsletter:



Kirim Keteman Anda | Versi Cetak | Komentar (0 posted)

“Pembantaian” Mayor Inf (Purn) Lodewyk M Sirait: Diduga Polisi Terlibat *Rp 5 juta per Orang untuk Pembantai

By jansen on May 12,2008

 

JENAZAH Mayor Inf (Purn) Lodewyk M Sirait, Sabtu (10/5) sore dikebumikan di pemakaman Eden,Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.  Mantan Kasipers dan Perfilman Dispen Kodam I/BB ini dimakamkan secara militer. Pemakaman itu dipimpin Kasi Intel Kodam I /BB Kol (Inf) Edison Napitupulu.

Namun, persoalan ini menimbulkan rentetan pertanyaan, yang menggiring indikasi keterlibatan oknum polisi dalam kasus pembantaian tersebut. Pasalnya, Lodewyk ‘dibantai’ di hadapan polisi.

“Padahal, dia (korban) sangat baik dan ramah. Kok sampai tega-teganya,mereka membantainya hingga tewas,” ujar Laidin Wilfried Sirait, salah seorang abang kandung korban. Laidin juga menyesali tindak tanggapnya kepolisian atas peristiwa pembantaian adiknya.

“Pembantaian itu terjadi di depan mata polisi. Kami atas nama keluarga, sangat menyesali tidak tanggapnya polisi saat pembantaian terjadi. Masa, mereka (polisi) tidak bisa mengantisipasinya. Kalau polisi tanggap, mungkin Lodewyk tidak sampai tewas,” beber Laidin dengan nada emosi.

Untuk itu, lanjut Laidin meminta kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut dan mencari dalang aksi pembantaian itu.

“Kami meminta agar kasus ini segera tuntas dan menangkap dalang aksi pembantaian ini. Masalah tuntutan hukum, kami menyerahkan semuanya pada Kodam,” pungkas Laidin.

Desakan agar Polda Sumatera Utara segera menuntaskan kasus tersebut secepatnya muncuk ke permukaan.

Kalangan anggota DPRD Labuhanbatu misalnya, mereka meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Nuruddin Usman turun langsung mengusut dugaan keterlibatan anak buahnya.

“Terus terang, saya tak habis pikir, kenapa bisa seperti itu (dibantai di depan polisi). Di mana letak profesionalisme polisi yang tidak bisa mengamankan warga yang dibunuh di depannya. Kepada Mayor saja bisa seperti itu, konon lagi kepada rakyat kecil,” cetus Jahotman Sinaga, anggota Komisi D DPRD Labuhanbatu.

Jahotman meminta agar Poldasu mengusut tuntas kasus ini.Termasuk melakukan pemeriksaan intensif terhadap Kapolsek Bilah Hilir. “Dia seorang perwira yang pegang pistol.Saya yakin, jika pistol itu ditembakkan ke atas, sudah bubar kerumunan orang yang membunuh itu. Wajarlah dia diperiksa,” kata Ketua DPC Partai Damai Sejahtera (PDS) Labuhanbatu ini.

Hal senada juga disampaikan Jappar Sidiq Nasution, Sekretaris DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Labuhanbatu. “Propam Poldasu harus turun mengusut. Karena indikasi keberpihakan polisi dalam kasus ini sepertinya cukup kental,”katanya. Indikasi keberpihakan itu, menurut Jappar,muncul dari latar belakang kasus pembantaian tersebut. Sebab, dilatari oleh sengketa warisan keluarga.

“Dengan diamnya petugas Polsek Bilah Hilir ketika terjadinya pembunuhan itu, kita khawatir ada indikasi keberpihakan petugas di sana kepada salah satu pihak yang bersengketa,” ujarnya.

Dari kalangan lembaga swadaya masyarakat memperlihatkan sikap yang sama. Direktur Lembaga Bina Masyarakat Indonesia (LBMI) Yos Batubara menyebut polisi gagal memberikan rasa aman terhadap warga.

“Polisi sebagai pelayan masyarakat adalah pelindung dan pengayom. Dari itu polisi harus tetap bisa menjaga citranya dan jangan sempat tercoreng, yang dibutuhkan masyarakat adalah keamanan dan kenyamanan. Kasus ini harus diusut tuntas, harus diselidiki siapa saja yang terlibat dan jangan biarkan premanisme merajalela,“ ujar Yos.

Kabid Humas Polda Sumatera Utara AKBP Baharuddin Djafar mengaku, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek Bilah Hilir AKP S Daely.

 “Kami masih terus melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek tersebut.Apakah dalam aksi pembantaian itu, Kapolsek terlibat dalam konspirasi tersebut atau hanya bersifat kelalaian,” ujar Baharuddin. Namun begitu, Polres Labuhanbatu akan melakukan reka ulang.

 Rp5 Juta per Orang

Mayor inf ( Purn ) Lodewyk Sirai t(46) tewas mengenaskan Kamis (8/8) di Jalinsum, Kecamtan Bilah Hilir kabupaten Labuhanbatu Sekira pukul 17.00 Wib .

            Keterangan yang disadap koran ini di TKP menyebutkan, saat itu Mayor Lodewyk Sirait yang sedang membawa  Tandan Buah Segar (TBS) dari ladang orang yang telah dikelolanyanya di Negeri Lama seberang.

            Pada saat itu, Mayor Lodewyk baru mendarat di suatu tangkahan. Tiba-tiba segerombolan preman bayaran bersenjata tombak, parang dan sangkur itu sudah menunggunya di Tempat Kejadian Perkara (TKP).        

Namun, Mayor Lodewyk Sirait tidak menghiraukan para preman bayaran  yang telah menunggunya. Tiba-tiba salah seorang Tersangka (DI) yang datang menghampiri Mayor Lodewyk Sirait, sehingga terjadi pertengkaran mulut.

Lalu Mayor Lodewik menghubungi Polsek Bilah Hilir. Saat itu Kapolsek Bilah Hilir  langsung turun ke TKP bersama  5 orang anggotanya.

 Mayor Lodewik di hadapan Kapolsek mengatakan pada para tersangka (DI), "ada apa kalian menghadang saya. Inikan tangkahan orangtua saya, dan TBS itu juga milik orangtua saya. Jadi tolong kamu  hargai pak Kapolsek”.

            Kemudian, Mayor Lodewik pun brejalan menuju mobilnya. Namun tersangka (DI) terus mengejar korban. Di tepi Jalinsum itu, tiba tiba salah seorang tersangka (IL )  menyerang serta membacok Mayor Lodewik dari arah belakang. Akhirnya para preman bayaran itu berdatangan melakukan serangan.

            "Para preman bayaran itupun bagaikan yang sudah kesetanan akibat minuman  alkohol tadi leluasa menghabisi Mayor Lodewyk  tewas mengenaskan bersimbah darah di hadapan Kapolsek. Kapolsek beserta anggota tidak dapat berbuat apa-apa”, kata salah seorang warga .

            Setelah menghabisi mayor Lodewyk, para preman bayaran itu pun meninggalkan TKP menaiki Mobil truk Colt diselt yang diduga telah dipersiapkan. Saat itu petugas Polsek yang dibantu bersama anggota Polres berhasil menangkap 3 tersangka, (RP), (A) (DI) serta barang bukti berupa, 1 sangkur ,3 paran atau golok dan 1 tombak yang mirip seperti trisula .

            Malam itu juga Kanit Jahtanras  Aipda Torang Sitompul bersama anggotanya berhasil menangkap tersagka (SP) dari rumah kediamannya di Pulo Padang Kecamatan Pangkatan tampa perlawanan. Selanjutnya unit Jahtanras terus melakukan pengembangan dan akhirnya tersangka (IL) yang merupakan otak pelaku berhasil ditangkap Jumat (9 /8) sikitar pukul 6.00 pagi dari Desa Sukamakmur Kecamatan Bilah Barat.

            Salah seorang tersangka (A) yang dikonfirmasi  koran ini mengatakan, mereka melakukan pembunuhan mengenaskan itu, karena diiming-imingi akan mendapat bayaran Rp.5 juta per orang bila sudah menghabisi Mayor Lodewyk.

            "Yang mengajak saya pak IL. Dia mengatakan bila kami bisa menghabisi Pak Mayor , kami akan mendapat bayaran Rp.5 juta per orang”,ujarnya.(Jansen/Sitorus)


6 times read

Did you enjoy this article?

1 2 3 4 5 (total 0 votes)
Komentar (0 posted)
Berita Terpoluler
Komentar Berita